Selasa, 11 Oktober 2011

shalat terawih

Syaikh Nashiruddin Al-Albani  telah menjelaskan perincian tentang tata cara shalat tarawih dalam kitab “Shalat Tarawih” (hal.101-105),
kemudian disini diringkasnya untuk mempermudah pembaca dan sebagai peringatan.

Cara Pertama
Shalat 13 rakaat yang dibuka dengan 2 rakaat yang ringan atau yang pendek,
2 rakaat itu menurut pendapat yang kuat adalah shalat sunnah ba’diyah Isya’.
Atau 2 rakaat yang dikhususkan untuk membuka shalat malam, kemudian 2 rakaat panjang sekali,
kemudian 2 rakaat kurang dari itu, kemudian 2 rakaat kurang dari sebelumnya,
kemudian 2 rakaat kurang dari sebelumnya, kemudian 2 rakaat kurang dari sebelumnya, kemudian witir 1kali.

Cara Kedua
Shalat 13 rakaat diantaranya 8 rakaat salam pada setiap 2 rakaat
kemudian melakukan witir 5 rakaat tidak duduk dan salam kecuali pada rakaat kelima.

Cara Ketiga
Shalat 11 rakaat, salam pada setiap 2 rakaat dan witir 1 rakaat.

Cara Keempat
Shalat 11 rakaat, shalat 4 rakaat dengan 1 salam, kemudian 4 rakaat lagi seperti itu kemudian 3 rakaat witir.

Cara Kelima
Shalat 11 rakaat diantaranya 8 rakaat, tidak duduk kecuali pada yang kedelapan,
(pada yang ke-8 ini) bertsyahud dan bershalawat kepada Nabi Shallaalhu ‘alaihi wa sallam,
kemudian berdiri lagi dan tidak salam, kemudian witir 1 rakaat, lalu salam, ini berjumlah 9 rakaat,
kemudian shalat 2 rakaat lagi sambil duduk.

Cara Keenam
Shalat 9 rakaat, 6 rakaat pertama tidak diselingi duduk (tasyahud) kecuali pada rakaat keenam
dan bershalawat kepada Nabi Shallaalhu ‘alaihi wa sallam
dan seterusnya sebagaimana tersebut dalam dimungkinkan ditambah cara-cara yang lain
yaitu dengan dikurangi pada setaip cara berapa rakaat yang dikehendaki walaupun tinggal 1 rakaat dalam rangka mengamalkan hadist Rasulullah Shallaalhu ‘alaihi wa sallam.

Maka bagi yang ingin shalat witir 3 rakaat hendaknya keluar dari cara penyerupaan terhadap mahgrib dan itu dengan 2 cara :
1. Salam antara rakaat genap dan ganjil itu lebih utama.
2. Tidak duduk (tasyahud –pent) antara genap dan ganjil, (yakni pada rakaat kedua).

(Dinukil dari terjemahan kitab “Qiyamu Ramadhan”,
karya Syaikh Muhammad Nashiruddin al Albani, edisi Indonesia “Shalat Tarawih Bersama Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam ”,
Penerjemah : Al-Ustadz Qomar Su’aidi, Bab “Tata Cara Shalat Tarawih”
Hal : 60 – 71, Penerbit “Cahaya Tauhid Press)
  

sebuah pengorbanan

Akan ada saatnya dimana kita harus berhenti mencintai seseorang,
Bukan karena dia tidak mencintai kita,
tapi karena kita menyadari bahwa dia akan lebih bahagia apabila kita merelakannya,
Percayalah kebahagian itu datang
untuk mereka yang menangis,mereka yang tersakiti dan mereka yang telah mencoba tuk mencintai seseorang,
Karena,merekalah yang bisa menghargai betapa berartinya orang-orang yang menyentuh kehidupannya